Laman

Jumat, 07 April 2017

'Suka' Duka punya sahabat cewe!


"Nad, lusa anterin gue ke bandara ya jam 8 pagi!"

"Harus banget ya din ngomong sekarang? lo mau kemana emang?"

"Ya iyalah lo kan ojek gue! gausah kepo deh, udah ya gue tutup teleponnya. bye!"

"Woy! gue kan belom ngomong bisa apa engga! Woy!"



Dina, sahabat gue yang ngeselin dan selalu ngerepotin. gue nganggep dia sahabat, tapi dia ngganggep gue jongos yang selalu bisa disuruh dan anter jemput kapan pun dina mau. sebenernya engga apa apa kalo dina minta tolong secara wajar, tapi buat gue dia udah kelewat batas wajar.

"Nad jemput gue dong!"

"Nad alat make-up gue ketinggalan dirumah, ambilin ya!"

"Nad motor gue kotor, cuciin ya!"

"Nad pembantu gue pengen anak, hamilin ya!"

Dan dina juga nggak perduli posisi gue dimana, dan situasi gue sedang apa. Dina akan menuntut gue untuk gerak cepat dan gesit. Karena dina...... Nggak suka menunggu!.

"Nad, lo jemput gue sekarang ya dirumah, nggak ada ojek nih"

"Iya iya sabar, gue lagi boker nih, sabar ya" jawab gue di telepon.

"Kok sabar sih?! Nanti gue telaaat nad! lo tau kan dosen gue jahatnya kayak apa? Cepeeet!"

"Yaa..iyaaa gue tau, tapi kan gue lagi.. bbo..bbookkeeerr.. ARGGGGHHHHHH!" gue menjerit dikamar mandi.

"Lo kenapa nad?" Tanya dina kebingungan

"TTTT...TTAAAAIIII GUE KEPOTOONG" jawab gue sambil ngeden

"HYEEK NAJIS LO NAD! pokoknya 15 menit lo harus sampe rumah gue"

"Tapi tai gue masih banyak din.. 20 menit ya" jawab gue yang masih berjuang mengeluarkan tai.

"15 menit, titik! lo simpen aja tai lo buat nanti malem" Jawab dina dan menutup teleponya.

Gue pengen banget ngomong ke dina "Din gue capek, hidup gue bukan buat lo doang" tapi belom ada situasi yang tepat buat gue bicarain ke dina. Sampai pada akhirnya, gue nemenin dina ngerjain tugas di perpustakaan berdua, gue duduk didepan dina, dan dina fokus ke laptopnya.

"Din, gue mau ngomong sesuatu"

"Ngomong aja nad" jawab dina singkat

Dina masih fokus ke laptopnya, tangan sama kaki gue mulai gemeter, nafas gue udah nggak karuan kaya kucing sange.

"Gue harus berani.. huhhhhh" ucap gue dalam hati.

"Din gue nggak bisa kayak gini terus, gue capek, hidup gue bukan buat ngurusin lo doang din, gue punya kehidupan lain."

Dina kaget dan memberhentikan aktivitas dengan laptopnya, dina menatap gue. Dina nangis.

"Lo jahat nad"

"Din jangan nangis, sorry din, ini di perpus jangan nangis nanti ada yang liat din"

"Lo jahat nad! Lo jahat!" dina teriak

"Lo sama aja kayak anjing kampung yang merkosa anjing gue! kejam dan nggak berpendidikan!" lanjut dina

"Yaudah..yaudah..sorry, gue nggak akan ngomong gitu lagi. gue seneng ko temenan sama lo dan nolongin lo selama ini" jawab gue tersenyum mencoba untuk menenangkan dina.

Dina tiba-tiba terdiam dan mengelap air matanya dengan tanganya sendiri, lalu senyum menatap gue.

"Oke deh, karena lo udah jahat sama gue, lo beliin gue tas ya, tadi gue liat di instagram ada tas harganya 300 ribu, gue pengen banget tapi nggak punya uang"

"MONYEEEETTTT!! ELO KAYAK MONYEEEETT!!" teriak gue didalam hati.

"iya din" jawab gue tersenyum

Gue nggak tau bakal sampe kapan jadi jongosnya dina. Mungkin sampe kutu monyet segede tai badak, gue masih tetap jadi jongosnya dina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar