Pernah nggak sih temen lo
nyebelin pas ujian? Kampret emang! Buat orang-orang yang nyebelin pas lagi
ujian, lo nggak memahami apa arti pertemanan sejati sob! Karena pertemanan
macam apa yang rela liat temannya kesusahan pas lagi ujian? Emang kampret!
Dari SD sampe Kuliah, banyak
tipe-tipe temen yang gue temuin waktu ujian.
- Pura - pura budek (biasanya yang kaya gini langsung gue sumpahin kupingnya pindah pantat)
- Tiba - Tiba Buta (dipanggil dia nyaut, tapi matanya nggak ke arah lo. Kan tai)
- Tipe Pemberi Harapan Palsu
Nah buat kasus yang ketiga,
menurut gue itu langka banget, tapi gue pernah di PHPin sama temen gue pas
ujian. Waktu itu Ujian kalkulus
(Matematika Integral), lo tau lah ya soal-soal integral yang tingkat kesusahan
soalnya bisa bikin lo sakit kuning dalam dua jam.
Dikelas gue ini ada satu anak
kampret, sebut saja namanya Haris. Haris nggak pernah sedikitpun meleset
nilainya di ujian kalkulus, selalu perfect, jadi bisa dipastikan, sehabis ujian
kalkulus Cuma haris doang yang nggak kena sakit kuning. Karena gue deket sama
haris, gue sepik si haris dengan rayuan iblis gue.
"Ris, kasih tau lah nanti
jawabannya, jangan pelit dong, gue nggak mau sakit kuning nih" mohon gue dengan
muka memelas.
Haris menoleh dan merangkul gue.
"Tenang aja nad, lo aman hari
ini, tapi tunggu gue selesai kerjain dulu ya, paling satu jam kelar" jawab
haris dengan santai.
Gue bengong menatap haris,
wajahnya disinari cahaya yang sangat terang seperti malaikat.
"yes, gue nggak sakit kuning" ucap gue dalam hati.
Gue masuk kelas dan duduk
disebelah haris, gue perhatiin teman-teman yang lain mulai panik waktu dosen
masuk kelas, ada yang berdoa, ada yang nempelin kertas contekan dibawah meja
(untung bukan upil yang ditempel), ada juga yang komat kamit kaya baca mantra,
ngeri banget sob! Dan ujian kalkulus pun dimulai. Lembaran soal dibagi ke
masing-masing mahasiswa, gue pegang lembar soalnya, gue baca.
"ANJIR! Soal apaan nih? nggak
bisa, nggak bisa! Bola mata gue mau meledak! Gue harus nunggu haris! Tadi dia
janji ke gue kalo satu jam dia udah kelar, santai nad!" ucap gue dalam hati.
10 menit, 30 menit, 40 menit gue
lalui dengan menggambar titit di kertas coret-coretan. Dan akhirnya satu jam
lebih lima belas menit, gambar titit gue udah jadi.
"gila keren banget nih titit" gue
memuji karya gue sendiri.
Gue rapiin kertas dan taroh
puplen di meja, lalu gue melirik kearah haris.
"psstt..psssttt.. Ris, udah satu
jam lebih nih"
"Sabar, sabar belom kelar" jawab
haris pelan.
"oke, gue gambar titit lagi ya" jawab gue ke haris dan siap melanjutkan karya kedua.
Haris Cuma mengacungkan jempolnya
dan lanjut ngerjain soal lagi. Nggak lama kemudian dosen gue teriak.
"Setengah jam lagi dikumpul ya jawaban kalian"
"Aduh, titit saya belom selesai
bu. Eh maksud saya jawaban saya belom selesai" kata gue terkaget mendengar
perintah dari dosen.
"Pokoknya setengah jam lagi" jawab dosen gue dengan singkat.
Gue panik dan kulit gue mulai
menguning, tiba-tiba haris berdiri dari kursinya dan maju kedepan kelas.
"Bu, saya sudah selesai" haris
memberikan lembar jawabannya ke dosen gue dan balik ke tempat duduknya.
"EH TITIT! KATANYA LU MAU NGASIH
TAU GUE? KOK LU NGUMPULIN DULUAN?"
"OH IYA! Aduh gue lupa nad, sorry
nad sorry.." jawab haris sambil menepuk jidatnya.
"EH BIJI MATA! LU ENAK MINTA
MAAF, INI UJIAN GUE GIMANA?" jawab gue emosi ke haris.
"Nad. Nggak ada yang nggak
mungkin di dunia ini, lu kerjain aja terus berdoa, berharap ada keajaiban" jawab
haris mencoba menenangkan gue.
Gue ikutin kata-katanya haris,
gue kerjain semampu gue sampe kulit gue kuning. Besoknya ujian dibagi, dan
ternyata kata-kata haris benar, keajaiban dan mujizat memang ada kalo kita
berusaha, nilai gue nggak dapet 0, tapi dapet 0,5. Makasih Haris atas inspirasi
yang lo berikan ke gue.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar